Takut dengan kedalaman air ? Harus..

“Kok aku jadi takut ya di sini, kayaknya dalem banget sih..”

Pernyataan itu muncul dari teman saya ketika sedang menggunakan pelampung buatan dari celana panjang saat latihan water safety di lepas pantai marina semarang. Padahal teman saya ini termasuk dalam katagori perenang yang baik.

Salahkah dia karena takut ?

Tentu saja tidak, bahkan kita wajib takut terhadap laut, danau, sungai termasuk juga kolam renang. Mengapa wajib ? Karena rasa takut akan membuat kita lebih waspada dan berhati-hati. Keteledoran adalah masalah yang besar jika kita berada di lingkungan air.

Statistik menunjukkan bahwa sebagian besar kasus tenggelam terjadi akibat kurangnya kewaspadaan saat berada di lingkungan air. Misalnya, anak yang lepas pengawasan saat di kolam renang, bermain di kolam dalam padahal belum bisa berenang, bermain di pantai dengan ombak yang cukup besar, bermain olah raga air tanpa memenuhi standard keselamatan dengan tidak menggunakan jaket pelampung dan sebagainya. Ketidakwaspadaan ini biasanya timbul akibat kurangnya kesadaran dan pengetahuan akan keselamatan diri.

Sebuah kalimat bijak mengatakan,

“Berani bukan berarti tidak punya rasa takut. Berani adalah mampu mengendalikan rasa takut”

Awalnya kalimat tersebut tidak mengandung arti apa-apa buat saya, sampai suatu hari saya melihat seorang anak melompat ke kolam dalam. Saat di air, dia langsung menyelam dan berenang-renang di dalam air. Tapi tidak berlangsung lama, ketika saatnya kehabisan napas barulah saya sadar ternyata anak itu tidak bisa berenang. Setelah ditolong ke tepi kolam, barulah saya tahu kalau anak tersebut mempunyai kondisi autis.

Saat itu saya mendapat pengetahuan baru bahwa ternyata memang ada orang yang tidak mengenal rasa takut. Jadi takut adalah hal yang harus dimiliki oleh semua orang, sebagai mekanisme untuk melindungi diri.

Namun rasa takut yang berlebihan pun justru menghambat kita untuk bisa beraktivitas dan menikmati lingkungan air.

Lalu, bagaimana cara mengendalikan rasa takut tersebut ?

Cara yang terbaik adalah dengan menambah pengetahuan kita tentang keselamatan di air yang meliputi tentang mengenal potensi bahaya, mengenal sifat air di tiap lingkungannya, dan tentu saja mempelajari renang.

7 thoughts on “Takut dengan kedalaman air ? Harus..

  1. mas adhi, saya pernah belajar renang tapi tetep aja ga bisa berenang, saya takut tenggelam, kayanya saya sama dengan ibu trismiana ini, trauma, tapi saya mesti berenang karena saya punya cedera syaraf halus di tulang ekor, apakah saya bisa belajar renang lagi sama mas adhi? benarkah bisa dalam 8 jam? 8 jam ini terus menerus atau dalam beberapa pertemuan? dan berapa biayanya? terima kasih banyak sebelumnya.

    1. Rasa takut itu normal bu. silahkan hubungi kami untuk jadwal latihannya. 8 jam dibagi menjadi 4 kali pertemuan. waktu bisa berturut-turut bisa juga tidak.

  2. saya seorang wanita yang berumur 22 tahun, apakah saya masih bisa melakukan olahraga renang, karena saya ingin sekali bisa berenang karena saya melihat dan membaca beberapa artikel tentang manfaat renang yang betu banyaknya, yang mau saya tanyakan bagaimana upaya saya agar saya mampu melakukan renang dalam waktu 1 bulan, minimal saya bisa menguasai 1 gaya saja,

    1. Sebenarnya simple untuk belajar renang. Kenali dulu tubuh kita, terutama pernapasan dan buoyancy (daya apung). Kemudian kenali sifat air dan interaksi tubuh dengan air. setelah mengenal ketiga unsur tersebut, baru belajar gaya renang.

  3. aku pernah renang bareng temen temen, tapi aku tenggelam karena air sedang di isi jadi naik terus volume airnya…membuat aku trauma..tapi pengen banget sebenernya…bisakah saya ikuti kursus renang dengan sedikit takut tenggelam lagi..mohon opininya

    1. Takut air yang dalam itu sangat normal bu. Sebagian besar client kami takut dengan air. Bahkan ada yang memiliki riwayat hampir tenggelam di laut.
      Yang penting ibu mengenal bagaimana tubuh ibu dan bagaimana interaksinya terhadap air. Setelah itu, beri kesempatan pada potensi ibu untuk bekerja.
      Maka rasa takut akan bisa teratasi.

Leave a comment